Ornament Dayak

Ornament Dayak
Tempat/ayunan Bayi 200 abat silam

Selasa, 28 Februari 2012

Berkebun cabe

saat libur natalan 2011 lalu, aku menyempatka untuk pulang ke kampung halamanku di Desa Pakak Kec. Kayan Hilir, Kab. Sintang

kampungku 100 km dari kota sintang kearah timur sebelum putusibau
bisa ditempuh dengan sepeda motor selama 2 jam perjalanan santai, kesempatan ini terlama aku tinggal dikampung selama aku liburan selama tahun 2008 aku masuk kuliah di fakultas hukum Universitas Tanjungpura Pontianak, 3 minggu lamanya. kawanku Erdi namanya ikut denganku berlibur disana, diya ingin merasakan bagaimana dinginya cuaca kampung yang memang dikaki Gunung Bank ketinggian 1.200 m DPL, setelah mendengar banyak ceritaku juga tentang semua warga 300 KK bermukim disana pergi pagi pulang malam dari kebun cabe (dalam bahasa kampung pakak adalah Rangki)

dalam 1 hari 1-3 ton cabe (rangki) terjual kesintang, melawi, sekadau dan sekitarnya
kehidupan warga berkebun rangki mulai dari tahun 2005 saat musim tanam disawah dan ladang, yang ternyata gagal panen kena hama belalang kumbara. belalang ini dalam jumlah sangat besar juga menyerang beberapa kabupaten di kalbar bahkan dibeberapa provinsi di Indonesaia.

masa sulitpun menimpa warga karna memang sumber pencaharian  hanya berhuma atau berladang.
"Inai" sebutan seorang Ibu yang adalah mamaku mengeluh hampir 3 bulan berjalan warga kampung kebingungan mencari sumber makan, beras didatangkan dari sintang.

akhirnya warga kampung mulai beradu rencana dengan apa saja yang pada saat itu bisa menampung hidup sementara dnegan keluarga-keluarga terdekat, bahkan ada sebagian keluar mencari pekerjaan serabutan, entah jadi, tenaga penoreh dikampung umin, kelam dan sekitarnya, jadi kuli tambang emas di darah dedai (manyam, lintang), rengas, jadi kuli bangunan disintang dan sekitarnya juga kemalaysia.

ber

Sabtu, 05 November 2011

Cerpen

Terlihat seram jidat pak Tuha di depan bata merah lapis kaca, suara menggerutu berjubel antre pembeli....
alhamdulilah selaku nimrung dalam suasana senja tepat pukul 17.15 jumat 4 November 201. disamping jalan transkalimantan Desa korek, usaha pak tuha sudah 5 tahun silam, 3 Orang crew tampak kesulitan melayani.

sempat terlintas dibenakku kalau saja .....

bersambung....."

Senin, 25 Juli 2011

ga jelas

Pengalaman
bwat aku hari ini sangat bersejarah, akrabnya tiap hari jalan kaki dari kost menuju pengadilan sintang, pas liburan aku magang di PN sintang,,,,
dalam perjalanan rupanya 10 meter didepan angkot sudah menunggu, tatkala sopirnya bermurah hati menawarkan jasa angkot tapi hati kecilku seakan bilang lewat aja, krna  lokasinya persis di depan SMA N 1 sintang dan kurag lebih 5 meter kedepan tepat kantor PN tmpat aku magang, aduh ...... ku hela nafas sejenak

yang selama ini ga pernah naik angkot... lbih baek aku jalan kaki ku putuskan demikian?


angkotpun berlalu, tanpa henti menawarkan jasa angkotnya....



biyar gini angkot ada artinya seakan terucap kata-kata dari belakang angkot "bayanganku" hari keduanya berlalu persis demikian dan seterusnya sampai hari ke-lima......
namun enak juga ya ada jasa angkot, di jaman sekarang berpergian serba pake kendaraan pribadi?

sembarangan aja blang gtu, maunya instan mulu...!!!  ini realita penyakit modern dimanjakan fasilitas ataukah sebuah bntuk imprealisme sejati yg hanya pribadi tertentu yg bisa menghapuskan dari benak konsumerisme...
ach klo gini mah jadi panjang pembahasannya hhhha, bagoes ku akhiri aja ide gila ini.... byar pada ga ketularan virus ga jelas ini....

hhheee tq bwt yg brsedia menampung fikiran yg ga permanen mangut....